Sejarah Berdirinya Warunk Upnormal
Warunk Upnormal berdiri pada Juni 2014 oleh PT Citarasa Prima Group (CRP Group). Gerai pertamanya di Cihampelas, Bandung. Salah satu orang di balik CRP Gorup adalah Rex Marindo. Dikutip situs resmi CRP Group, Warunk Upnormal telah menyabet berbagai penghargaan di antaranya The Best Coffee Shops in Jakarta tahun 2019, Franchise Top of Mind 2017, 25 Top Rising Star Brand 2018, dan lainnya.
Menu-Menu di Warung Upnormal
Sebenarnya menu-menu yang ada di Warunk Upnormal tidak terlalu istimewa seperti mi instan dengan berbagai topping, roti bakar, kue-kue ringan, minuman-minuman seperti kopi atau susu yang sebenarnya bisa dibikin juga di rumah. Tapi, keistimewaan Warunk Upnormal adalah tempatnya. Tiap gerai menawarkan tempat tongkrongan yang cozy dengan berbagai fasilitas yang bikin kawula muda betah duduk berlama-lama. Interiornya Instagrammable, parkirannya luas pula.
Di masa jayanya, Warunk Upnormal seakan menjadi identitas bagi anak nongkrong. Anak muda yang ingin ngehits seakan wajib punya Instagram story atau status WhatsApp yang menandakan bahwa mereka pernah nongkrong di Warunk Upnormal. Sesuai dengan namanya warunk upnormal mentargetkan kalangan anak muda yang cukup ber-uang untuk bisa jajan dan nongkrong di warung kopi yang harga nya lumayan di atas harga normal. Untuk bisa makan dan nongkrong di warung upnormal dan membeli semangkuk mie instan saja kamu harus merogoh kocek minimal Rp20.000, belum dengan minumannya.
Tumbangnya Gerai Warunk Upnormal
Kini cafe yang dulu selalu ramai pengunjung dan dipadati oleh kawula muda sekarang berubah menjadi gerai-gerai lain dan beberapa gerai di kota-kota besar juga sudah resmi ditutup. Lantas apa yang terjadi dengan warunk upnormal berikut Utara Times rangkum informasi selengkapnya. Tapi sekarang lain lagi ceritanya. Banyak gerai Warunk Upnormal yang sepi pengunjung. Parkiran yang biasanya selalu penuh sekarang sering kosong. Bahkan banyak gerai yang sudah tutup dan gulung tikar. Saya sendiri sudah lupa kapan terakhir kali mengunjungi Warunk Upnormal. Kalau nggak salah sih sekitar pertengahan 2019 atau sebelum pandemi.
Beberapa Alasan Gerai Upnormal Tumbang
Banyak hal yang menyebabkan tumbangnya gerai Warunk Upnormal. Sebenarnya hal ini memang sudah terasa sejak masa pandemi. Saat kebijakan PPKM dan PSBB diterapkan pemerintah, banyak restoran atau kafe hanya melayani takeaway, yakni pesanan makanan dan minuman tidak boleh disantap di tempat. Karena jualan utama warung ini bukanlah menu makanan atau minuman, melainkan tempat, maka tidaklah mengherankan kalau banyak gerai yang bersusah payah untuk bertahan selama masa pandemi.
Selain itu, biaya operasional yang harus ditanggung semakin naik seiring dengan meningkatnya traffic. Namun, kata dia, jika tak diikuti kenaikan pendapatan, usaha restoran kemudian bisa jadi gulung tikar hingga menutup gerainya. "Bahwa peningkatan traffic yang ada terjadi saat ini, juga diiringi dengan peningkatan biaya operasional. Masalah energinya (listrik dan air), (biaya) dari perizinan, belum lagi terkait masalah upah minimum juga kan meningkat semua itu. Nah itu dari sisi pendapatan belum bisa dikatakan (meningkat)," kata Maulana kepada CNBC Indonesia, Senin (13/2/2023). Permasalahan lainnya, lanjutnya, maraknya aktivitas sosial dan ekonomi setelah pembatasan ketat di era pandemi Covid-19, ternyata belum diikuti pemulihan usaha. Di sisi lain, jelas Maulana, pengusaha harus melunasi kewajibannya ke pihak bank meski masih dalam kondisi babak belur.
"Semua pihak melihat kan traffic-nya meningkat, berarti sudah terjadi pemulihan padahal kejadian 2020-2021 dan sampai berkembang ke tahun 2022 terhadap kewajiban perbankan itu juga cukup besar. Banyak kewajiban di dalam situ (pendapatan) yang termasuk untuk kewajiban perbankan mereka yang mereka punya tanggungan di sana," ujarnya.